MAKALAH
PENGELOLAAN STANDART
MANAGEMENT KURIKULUM SEKOLAH
Disusun oleh :
URIP ROKHMANUDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ MALANG
KATA PENGANTAR
Dengan penuh
rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan karunia serta kesempatan
yang diberi Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah berjudul Pengelolaan Standar Management Kurikulum
Sekolah.
Dalam
kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, yang
telah membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, serta permohonan maaf
dari penulis apabila ada kesalahan dan ketidak berkenanan dalam artikel maupun
sistematika penulisan yang kurang sempurna.
Penulis
berharap, makalah ini dapat menjadi salah satu sarana referensi bagi pembaca
semua dalam menambah pengetahuan di bidang ilmu pendidikan.
Pacitan, 29 Juni 2015
Penulis
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
MASALAH
Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja tenaga
pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan yang demikian
itu sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan
kehidupan yang damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta mampu bersaing secara
terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh warga
negara Indonesia. Oleh karena itu, kinerja pendidikan menuntut adanya
pembenahan dan penyempurnaan terhadap aspek substantif yang mendukungnya, yakni
kurikulum.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka
dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang
kokoh dan kuat.
B.
PENGERTIAN
KURIKULUM
Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling
berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum
tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam
bentuk sistem ini kurikulum akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan
dengan adanya saling kerja sama diantara seluruh subsistemnya. Apabila salah
satu dari variabel kurikulum tidak berfungsi dengan baik maka sistem kurikulum
akan berjalan kurang baik dan maksimal.
Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum
sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh komponennya. Dalam proses
pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan manajemen adalah salah satu displin
ilmu yang implikasinya menerapkan proses-proses tersebut. Maka dalam penerapan
pelaksanaan kurikulum, seorang yang mengelola lembaga pendidikan harus
menguasai ilmu manajemen, baik untuk mengurus pendidikan ataupun kurikulumnya.
Dalam makalah ini penulis akan menerangkan tentang penerapan manajemen dalam
pelaksanaan kurikulum
C.
TUJUAN
PENULISAN
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan.
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
§ Untuk
mengetahui pengertian kurikulum
§ Untuk
mengetahui kegiatan-kegiatan pengelolaan dan managemen perencanaan kurikulum
§ Untuk
mengetahui bentuk pengorganisasian kurikulum
§ Untuk
mengetahui peran dan fungsi kurikulum
BAB II
KONSEP DASAR PENGELOLAAN MANEJEMEN
KURIKULUM
A.
PENGERTIAN
Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan kurikulum
secara kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik untuk mengacu
ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan. Dalam proses manajemen
kurikulum tidak lepas dari kerjasama sosial antara dua orang atau lebih secara
formal dengan bantuan sumber daya yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan
dengan metode kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan
biaya, serta mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dalam pelaksanaanya, pengembangan kurikulum harus berdasarkan dan
disesuaikan dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013. Dengan pengertian, bahwa manajemen
kurikulum itu memang atas dasar konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi
daerah. Suatu intitusi pendidikan diberi kebebasan untuk menentukan kebijakan
dalam merancang dan mengelola kurikulum menurut kebutuhan peserta didik dan
masyarakat. Pemerintah hanya menetapkan standar nasional dan untuk
pengembanganya diserahkan sepenuhnya kepada lembaga sekolah dan madrasah
terkait.
E. Mulyasa mengatakan bahwa desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah diberlakukan untuk memberikan keluasan pada sekolah dan perlibatan masyarakat untuk mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikanya sesuai prioritas kebutuhan dengan seefisien mungkin untuk mencapai hasil yang optimal. Tidak hanya itu dengan pemberdayaan sekolah lewat pemberian otonomi adalah bentuk tanggap dari pemerintah terhadap tuntutan masyarakat dan pemerataan pendidikan.
E. Mulyasa mengatakan bahwa desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah diberlakukan untuk memberikan keluasan pada sekolah dan perlibatan masyarakat untuk mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikanya sesuai prioritas kebutuhan dengan seefisien mungkin untuk mencapai hasil yang optimal. Tidak hanya itu dengan pemberdayaan sekolah lewat pemberian otonomi adalah bentuk tanggap dari pemerintah terhadap tuntutan masyarakat dan pemerataan pendidikan.
B.
PERAN DAN FUNGSI KURIKULUM
Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, kurikulum memiliki
tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kreatif serta peran kritis dan
evaluatif.
1) Peran
Konsevatif
Peran Konservatif Kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya
sebagai warisan masa lalu. Dokaotkan dengan era globalisasi sebagai akibat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh
budaya asing menggerogoti budaya local, maka peran konservatif dalam kurikulum
memiliki arti ynag sangat penting. Melalui peran konservatif, kurikulum
berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai – nilai
luhur masyarakat, sehingga identitas masyarakat akan tetap terpelihara dengan
baik.
2) Peran Kreatif
Dalam peran kreatif, kurikulum harus mengandung hal – hal baru sehingga
dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya
agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa
bergerak maju secara dinamis.
3) Peran Kritis
dan Evaluatif
Kurikum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu
dipertahankan, dan nilai atau budaya baru yang mana yang harus dimiliki anak
didik. Daam rangka ini peran peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan.
Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang
dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
Sesuai dengan peran yang harus dimainkan kurikulum sebagai alat dan pedoman
pendidikan, maka isi krikulum harus berjalan dengan tujuan pendidikan itu
sendiri. Menurut McNeil (1990) isi kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu :
1. Fungsi
Pendidikan Umum
Fungsi Pendidikan Umum yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta
didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggungjawab sebagai
warga negara yang baik.
2. Suplementasi
Setiap peserta didik memiliki perbedaan, baik perbedaan minat, perbedaan
kemampuan, maupun perbedaan bakat. Dengan demikian setiap anak memiliki
kesempatan untuk menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai dangan
minat dan bakatnya.
3. Eksplorasi
Fungsi Eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan
mengembangkan bakat minat masing – masing siswa. Namun proses eksplorasi minat dan
bakat siswa harus ada pemaksaan dari pihak luar, misalnya para orangtua yang
sebenarnya anak tidak memiliki bakat dan minat terhadap bidang tertentu mereka
dipaksa untuk memilihnya hanya karena alasan – alasan tertentu yang sebenarnya
tidak rasional.
4. Keahlian
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai ddengan
keahlian yang didasrkan atas minat dan bakat siswa. Dengan demikian, kurikulum
harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian misalnya perdagangan,
pertanian, industri atau disiplin akademik.
Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Bagi kepala sekolah kurikulum berfungsi untuk menyusun
perencanaan dan program sekolah.Bagi pengawas, kurikulum akan berfungsi segai
panduan dan melaksanakan supervisi. Sedangkan bagi siswa itu sendiri kurikulum
berfungsi sebagai pedoman belajar.
Alexander Inglis (dalam Hamalik, 1990) mengemukakan enam fungsi kurikulum
untuk siswa:
1) Fungsi
integrasi, yaitu kurikulum harus dapat mengembangkan pribadi siswa secara
utuh.
2) Fungsi
diferensiasi, yaitu kurikulum harus dapat melayani siswa dengan segala
keunikannya.
3) Fungsi
persiapan, yaitu kurikulum harus dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak,
baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk
kehidupan di masyarakat.
4) Fungsi
pemilihan, yaitu kurikulum yang dapat memberikan kesempatan kepada setiap siswa
untuk belajar sesuai bakat dan minatnya.
5) Fungsi
Diagnostik, yaitu fungsi untuk mengenal berbagai kelemahan dan kekuatan siswa
6) Fungsi
penyesuaian, yaitu kurikulum harus dapat mengantarkan siswa agar mampu
menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial masyarakat.
C.
RUANG LINGKUP
MANAJEMEN KURIKULUM
Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Para ahli
pendidikan pada umumnya telah mengenal bahwa kurikulum suatu cabang dari
disiplin ilmu pendidikan yang mempunyai ruang lingkup sagat luas. Studi ini
tidak hanya membahas tentang dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum
secara keseluruhan yang dilaksanakan dalam pendidikan.
Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam, maka ruang
lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut: (1) manajemen perencanaan,
(2) manajemen pelaksanaan kurikulum, (3) supervisi pelaksanaan kurikulum, (4)
pemantauan dan penilaian kurikulum, (5) perbaikan kurikulum, (6) desentralisasi
dan sentralisasi pengembangan kurikulum. Dari keterangan ini tampak sangat
jelas bahwa ruang lingkup manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses
manajemen itu sendiri. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum
punya titik kesamaan dalam prinsip proses manajemen. Sehingga para ahli dalam
pelaksanaan kurikulum mengadakan pendekatan dengan ilmu manajemen. Bahkan kalau
dilihat dari cakupanya yang begitu luas, manajemen kurikulum merupakan salah
satu disiplin ilmu yang bercabang pada kurikulum.
Dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen yang terangkai
pada suatu sistem. Sistem kurikulum bergerak dalam siklus yang secara bertahab,
bergilir, dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, sebagai akibat dari yang
dianutnya, maka manajemen kurikulum juga harus memakai pendekatan sistem.
Sistem kurikulum adalah suatu kesatuan yang di dalamnya memuat beberapa unsur
yang saling berhubungan dan bergantung dalam mengemban tugas untuk mencapai
suatu tujuan.
D.
PRINSIP DAN
PENTINGNYA MANAJEMEN KURIKULUM
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum
adalah sebagai berikut:
1) Produktivitas,
hasil yang akan diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum harus sangat
diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi pertimbangan agar sesuai
dengan rumusan tujuan manajemen kurikulum.
2) Demokratisasi,
proses manajemen kurikulum harus berdasarkan asas demokrasi yang menempatkan
pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya agar dapat
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
3) Kooperatif,
agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat tercapai dengan maksimal, maka
perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terkait.
4) Efiktivitas dan
efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus dapat mencapai tujuan dengan
pertimbangan efektif dan efisien, agar kegiatan manajemen kurikulum dapat
memberikan manfaat dengan meminimalkan sumber daya tenaga, biaya, dan waktu.
5) Mengarahkan
pada pencapaian visi, misi, dan tujuan yang sudah ditetapkan.
Adapun fungsi-fungsi dari manajemen adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan
efisiensi pemanfaatan sumberdaya kurikulum, karena pemberdayaan sumber dan
komponen kurikulum dapat dilakukan dengan pengelolaan yang terencana.
2) Meningkatkan
keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang maksimal
melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang dikelola secara integritas dalam
mencapai tujuan.
3) Meningkatkan
motivasi pada kinerja guru dan aktifitas siswa karena adanya dukungan positif
yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
4) Meningkatkan
pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum, kurikulum yang
dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat dalam memberi masukan
supaya dalam sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
BAB III
PROSES MANAJEMEN KURIKULUM
A.
MANAJEMEN
PERENCANAAN KURIKULUM
Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks dan menuntut
berbagai jenis tingkat pembuatan keputusan kebutuhan untuk mendiskusikan dan
mengkoordinasikan proses penggunaan model-model aspek penyajian kunci.
Sebagaimana pada umumnya rumusan model perencanaan harus berdasarkan
asumsi-asumsi rasionalitas dengan pemrosesan secara cermat. Proses ini
dilaksanakan dengan pertimbangan sistematik tentang relevansi pengetahuan
filosofis (isu-isu pengetahuan yang bermakna), sosiologis (argumen-argumen
kecenderungan sosial), dan psikologi (dalam menentukan urutan materi
pelajaran).
Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi petunjuk
tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian, tindakan
yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem
kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan perencanaan akan
memberikan motivasi pada pelaksanaan sistem pendidikan sehingga dapat mencapai
hasil yang optimal.
Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum yang memuat
seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang pengajaran, mata pelajaran,
masalah-masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Isi kurikulum dapat
disusun sebagai berikut:
1) Bidang-bidang
keilmuan yang terdiri atas ilmu-ilmu sosial, administrasi, ekonomi, komunikasi,
IPA, matematika, dan lain-lain.
2) Jenis-jenis
mata pelajaran disusun dan dikembangkan bersumber dari bidang-bidang tersebut
sesuai dengan tuntutan program.
3) Tiap mata
pelajaran dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasan atau standar kopetensi dan
kopetensi dasar.
4) Tiap-tiap mata
pelajaran dikembangkan dalam bentuk silabus.
Dari rumusan perencanaan di atas penulis menyimpulkan bahwa kurikulum itu tidak hanya memuat pada rangkaian susunan mata pelajaran, tetapi juga memuat seluruh aspek kegiatan pendidikan dan pendukung-pendukungnya. Hanya saja dalam perumusan lebih banyak difokuskan pada perencanaan pengajaran dengan menyusun materi ajar. Karena materi pelajaran adalah sesuatu yang dianggap sangat urgen dalam kurikulum. Maka dalam perumusanya juga sangat diperlukan adanya landasan yang kokoh untuk sebagai pedoman.
Dari rumusan perencanaan di atas penulis menyimpulkan bahwa kurikulum itu tidak hanya memuat pada rangkaian susunan mata pelajaran, tetapi juga memuat seluruh aspek kegiatan pendidikan dan pendukung-pendukungnya. Hanya saja dalam perumusan lebih banyak difokuskan pada perencanaan pengajaran dengan menyusun materi ajar. Karena materi pelajaran adalah sesuatu yang dianggap sangat urgen dalam kurikulum. Maka dalam perumusanya juga sangat diperlukan adanya landasan yang kokoh untuk sebagai pedoman.
B.
MANAJEMEN
PENGORGANISASIAN DAN PELAKSANAAN KURIKULUM
Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum adalah berkenaan
dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua
tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam manajemen pelaksanaan kurikulum
bertujuan supaya kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini
manajemen bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi
supaya kurikulm dapat terlaksana.
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua:
1) Pelaksanaan
kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung ditangani oleh kepala
sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya kurikulum dapat terlaksana di
sekolah, dia juga berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun
kalender akademik yang akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun
jadwal pelajaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru, dan
lain-lain yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan kurikulum
2) Pelaksanaan
kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung
kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi; (1) kegiatan dalam bidang
proses belajar mengajar, (2) pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada
diluar ketentuan kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah, (3) kegiatan
bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang berada dalam
diri siswa dan membantu siswa dalam memecahkan masalah.
C.
MANAJEMEN
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KURIKULUM
Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang
tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu
tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum.
Pelaksanaan kurikulum di dalam pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan
efektifitasnya. Pemantauan ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari
jalur. Oleh sebab itu seorang yang ahli menyusun kurikulum harus memantau
pelaksanaan kurikulum mulai dari perencanaan sampai mengevaluasinya.
Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk mengumpulkan
seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan
masalah. Dalam tataran praktis, pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek,
yaitu sebagai berikut:
1) Peserta didik,
dengan mengidentifikasi pada cara belajar, prestasi belajar, motivasi belajar,
keaktifan, kreativitas, hambatan dan kesulitan yang diahadapi.
2) Tenaga
pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab, kemampuan
kepribadian, kemampuan kemasyarakatan, kemampuan profesional, dan loyalitas
terhadap atasan.
3) Media
pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang digunakan, cara penggunaan
media, pengadaan media, pemeliharaan dan perawatan media.
4) Prosedur
penilaian: instrument yang dihadapi siswa, pelaksanaan penilaian, pelaporan
hasil penilaian.
5) Jumlah lulusan:
kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia, dan kualitas kemampuan
lulusan.
D.
BENTUK PENGORGANISASIAN KURIKULUM
Ada empat
bentuk pengorganiasasian kurikulum yang bisa diterapkan di lembaga pendidikan
yaitu :
1) Separated
subject curriculum
Kurikulum ini
menyjikan segala bahan pelajaran dalam bernagai macam mata pelajaran yang
tepisah-pisah satu sama lain dan juga antara satu kelas dengan kelas yang lain.
2) Correlated
curriculum
Bentuk ini
menghendaki agar mata pelajaran satu sama lain ada hubungan walaupun mungkin
batas-batas yang satu ddengan yang lain masih dipertahankan. Korelasi dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara :
-
Antara dua mata pelajaran diadakan
hubungan secara incidental.
-
Terdapat hubungan yang lebih erat
apabila suatu pokok bahasan tertentu dibahas dalam berbagai mata pelajaran.
-
Mempersatukan beberapa mata
pelajaran dengan menghilangkan batas masing-masing
3) Integrated
curriculum
-
Integrated curriculum meniadakan
batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan pelajaran dalam
bentuk unit atau keseluruhan. Semua ini dimaksudkan agar anak dapat dibentuk
menjadi pribadu yang integrated yakni manusia yang selaras dengan lingjungan
hidupnya.
4) Core curriculum
-
Pada prinsipnya core curriculum
memberikan pelajaran yang umum.
E.
PERBAIKAN
KURIKULUM
Kurikulum suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat selalu statis, akan
tetapi akan senantiasa berubah dan bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan
kurikulum itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya
untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Permintaan itu
baik dikarenakan adanya kebutuhan dari siswa dan kebutuhan masyarakat yang
selalu mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus menerus.
Kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat
disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitikberatkan
pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional, sedangkan
kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output
(kelulusan siswa).
Berkaitan dengan prosedur perbaikan, seluruh komponen sumber daya
manusiawi, seperti: administrator, pemilik sekolah, kepala sekolah, guru-guru,
siwaswa, serta masyarakat mempuanyai sangat berperan besar. Tanggung jawab
masing-masing harus dirumuskan secara jelas. Selain itu aspek evaluasi juga
harus dikaji sejak awal perencanaan program perbaikan kurikulum. Dengan
evaluasi yang tepat dan data informasi yang akurat akan sangat diperlukan dalam
membuat keputusan kurikulum dan intruksional.
Chamberlain telah merumuskan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam perbaikan: (1) mengidentfikasi masalah sebenarnya sebagai tuntutan untuk mengetahui tujuan, (2) mengumpulkan fakta atau informasi tambahan, (3) mengajukan kemungkinan pemecahan dengan keputusan yang optimal dan diharapkan, (4) memilih pemecahan sebagai percobaan,(5) merencanakan tindakan yang dikehendaki untuk melaksanakan penyelesaian, (6) melakukan solusi percobaan, (7) evaluasi.
Chamberlain telah merumuskan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam perbaikan: (1) mengidentfikasi masalah sebenarnya sebagai tuntutan untuk mengetahui tujuan, (2) mengumpulkan fakta atau informasi tambahan, (3) mengajukan kemungkinan pemecahan dengan keputusan yang optimal dan diharapkan, (4) memilih pemecahan sebagai percobaan,(5) merencanakan tindakan yang dikehendaki untuk melaksanakan penyelesaian, (6) melakukan solusi percobaan, (7) evaluasi.
BAB IV
PENUTUP
Manajemen
kurikulum adalah salah satu disiplin ilmu yang bercabang dari kurikulum.
Pengelolaan kurikulum dengan manajemen yang baik, akan menjadikan seluruh
rangkaian dalam pendidikan mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dengan
maksimal. Tidak hanya sebatas itu, mutu sebuah pendidikan yang dapat dilihat
dari aspek kualitas produk dan efektifitas serta efisiensi sumber daya akan
dengan mudah terwujudkan.
Seiring dengan perkembangan zaman
dan tuntutan kehidupan dalam masyarakat, kurikulum senantias berkembang dan
menyelaras diri dengan kemajuan zaman. Begitu besar pentingnya pendidikan,
untuk itu agar agar pendidikan itu terarah dan lebih memikirkan pada arah
kemajuan maka diperlukannya suatu kurikulum. Kuriulum merupakan program yang terencan dan menyeluruh yang menggambarkan
kualitas pendidikan suatu bangsa, sehingga kurikulum memegang peran strategis
dalam kemajuan bangsa tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pengolaan
kurikulum yang berupa dinamis dan intergratif, dengan melaui langkah-langkah
yang sistematis profesional, dan melibatkan seluruh aspek yang terkait dalam
tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Kurikulumpun bisa berjalan dengan baik perlu adanya pengelolaan agar
pendidikan berjalan sesuai dengan tugas dan bidangnya masing-masing. Dalam
pengelolaan kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan atau implementasi dan
penilaian atau evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar, 2006, “ MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM”, Bandung; PT
Remaja Rosyda Karya.
Mulyasa, E.,2004, “MENJADI KEPALA SEKOLAH PROFESIONAL”, Bandung, PT. Rosyda
Karya.
Suhardan, Dadang dkk, 2009, “MANAJEMEN PENDIDIKAN”, Bandung; Alfabeta.
Affifudin, Sobry Sutikno. 2008. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Prospect .
Sanjaya Wina. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sukmadinata,nana syaodih. 2010. Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.